Kamis, 01 Mei 2008

MSDM Singapura


BAB 1
TREND PRAKTIK MSDM DI SINGAPURA
Budi Eko Soetjipto

Pendahuluan
Singapura memiliki ekonomi berbasis pasar yang sangat berkembang yang secara historis menggantungkan pada perdagangan lautnya. Bersama dengan Hongkong, Korea Selatan dan taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Singapura adalah pelabuhan paling sibuk di dunia dalam kaitannya dengan tonase yang dikapalkan. Selanjutnya Singapura juga merupakan pusat perdagangan mata uang asing setelah London, New York City dan Tokyo. Negara ini memiliki populasi mendekati 4,68 juta jiwa dan tenaga kerja mendekati 2,2 juta. Populasi negara ini merupakan campuran orang-orang Cina (76%), Melayu (14%), India (8%) dan yang lain dari berbagai belahan dunia (Gross, A & Connor,A,2007).
GDP per kapita pada tahun 2006 adalah US$ 29,474. Tingkat pengangguran per September 2007 sebesar 1,7 %, yang merupakan tingkat terendah dalam satu dekade, yang telah berkembang dibandingkan dengan level menjelang saat krisis Asia. Ketenagakerjaan berlangsung stabil dan kuat karena ekonominya masih menjaga tingkat ekspansi yang cepat. Pada Pada empat bulan pertama 2007, sebanyak 171.500 pekerjaan baru diciptakan. Sepanjang 2007 ekonomi Singapura tumbuh sebesar 7,5%. Pada tahun 2008 ini pemerintah Singapura mengharapkan ekonominya tumbuh sebesar 4,5 % sampai 6,5%.
Pertumbuhan ekonomi di Singapura yang tinggi dan letaknya yang berada di pusat Asia, menjadikan banyak perusahaan-perusahaan asing memilih Singapura sebagai poros mereka di Asia.
Gambar: Distrik Bisnis Sentral Singapura
(sumber: www. wikipedia.org)

Singapura telah mengembangkan hukum ketenagakerjaan yang kuat dan hubungan kerja yang sangat stabil. Hubungan tripartrit antara pemerintah, pengusaha dan pekerja sangatlah kuat. Pemogokan-pemogokan pekerja sangatlah jarang. Negara ini memiliki sistem hukum yang kuat dan memiliki reputasi yang kuat sebagai negara yang bebas korupsi secara luas (Gross, 2007).
Indek HDI pada tahun 2007 berada pada ranking 25 dunia. Kementerian Tenaga Kerja (MOM) bertanggung jawab untuk menjaga angkatan kerja yang dapat bersaing di tingkat dunia. Oleh karena itu, Kementerian Tenaga Kerja selalu berusaha untuk kondisi pekerjaan dan memberi tunjangan-tunjangan bagi semua pekerja di Singapura dengan mengelola bidang-bidang seperti serikat pekerja, kesehatan dan keselamatan kerja, hak-hak pekerja asing dan program latihan kerja.
Gambar: Patung Rafles yang dianggap sebagai pendiri Singapura
Modern (sumber: www. wikipedia.org)

Budaya Bisnis

Lingkungan budaya bisnis Singapura didominasi oleh orang-orang keturunan Cina yang mendekati 76% dari populasinya. Mentalitasnya secara luas dibentuk oleh ajaran Konfusius. Ajaran-ajaran ini meliputi kepatuhan dan hormat pada atasan dan orang tua, kewajiban kepada keluargan dan loyalitas kepada teman, sopan santun, rendah hati dan ketulusan (Gross,A, 1999).
Pada umumnya kata “individualisme” memiliki konotasi yang negatif dalam bahasa Cina, dan orang dapat menciptakan ketidaksukaan dengan berdiri terpisah dari kerumunan. Konservatisme, kesadaran kelompok dan penerimaan yang tak terbantahkan dari status quo adalah norma-norma dari perilaku konfusian.
Sebagaimana di Cina, Taiwan dan Hongkong, terdapat sedikit sekali perbedaan antara hubungan bisnis dan pribadi. Agar sukses di Singapura, seorang bisnisman asing harus membuat hubungan pribadi yang dekat dengan teman bisnisnya serta untuk mendapatkan respek dan kepercayaan. Cara terbaik untuk membuat kontak dengan rekan bisnis potensial adalah dengan memiliki teman sebagai perantara dan inisiator. Selanjutnya Orang-orang Cina memberikan hadiah untuk menyatakan persahabatan dan mensimbolkan harapan-harapan untuk kemakmuran dalam usaha bisnisnya di masa yang akan datang
Tenaga Kerja Asing
Dua peraturan yang berhubungan dengan sewa tenaga kerja asing telah diperbarui, dan mulai berlaku pada 1 Juli 2005. Perubahan tersebut akan mempengaruhi persentase tenaga kerja asing yang diijinkan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan di Singapura dan juga akan meningkatkan pajak bagi tenaga ahli asing.
Dengan merujuk pemulihan ekonomi sebagai motifnya, Kementerian Tenaga Kerja mengumumkan bahwa pajak bagi tenaga ahli asing secara bertahap akan dinaikkan dari tahun ke tahun. Kenaikan pertama dimulai tanggal 1 Juli 2005, kenaikan ini akan meningkatkan pajak, dari 50 dolar menjadi 80 dolar per orang. Pada 1 Juli 2006, pajak tersebut akan meningkat lagi menjadi 100 dolar. Pajak ini berlaku untuk semua tenaga ahli pada semua sektor ekonomi.

Ijin Tenaga Kerja S-Pass
Sebelum Juli 2004, tenaga professional dan eksekutif diharuskan memiliki ijin kerja P1,P2,Q1 dan Q2 untuk dapat bekerja di Singapura. Tenaga asing setengah ahli dan pekerja tanpa keahlian diberi ijin kerja R1 dan R2. Namun demikian, pada 1 Juli 2004 Kementerian tenaga kerja mengubah sistem ijin kerja, mengganti ijin Q2 dengan ijin S. Ijin S adalah ijin kerja bagi pekerja tingkat menengah dan membantu Singapura mengatasi kesenjangan antara tenaga asing kelas atas dan pekerja tanpa keahlian. Pelamar kerja dengan ijin S harus mendapatkan gaji setidaknya 1,800 dolar Singapura (US $ 1100) per-bulan, walaupun begitu tak ada batasan dalam hal kebangsaan, umur atau masa bekerja di Singapura.
Pelamar kerja dengan ijin S akan dinilai berdasarkan 4 hal : gaji, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengalaman kerja. S$ 1,800 (US $ 1100) per-bulan dipertimbangkan sebagai gaji dasar yang tidak termasuk uang lembur, uang insentif, bonus atau perumahan dan ijin bepergian. Kementerian tenaga kerja juga menilai kemampuan pelamarnya, seperti ijazah yang diperoleh serta kursus keahlian dalam bidangnya. Tipe pekerjaan yang diusulkan para pelamar sebagai tenaga professional atau tenaga ahli atau spesialis juga dipertimbangkan.
Permohonan untuk mendapatkan ijin S memerlukan berkas sebagai berikut : (1) Formulir permohonan untuk ijin S. (2) Salinan atau fotocopy ijazah dan surat pengalaman kerja terakhir. (3) Foto seukuran Pasport. (4) Fotocopy dokumen perjalanan yang menunjukkan ciri-ciri pelamar. (5) Sertifikat professional (bagi para dokter, perawat, dokter gigi, guru, pengacara dan lain-lain). Waktu yang dibutuhkan untuk memproses ijin kerja sekitar 3 minggu, hasilnya akan dikirimkan pada atasan mereka. Sekali ijin kerja S diberikan, ijin tersebut berlaku selama 2 tahun, dimana setiap diperbarui akan berlaku untuk 3 tahun. Para pemegang ijin kerja S diharuskan untuk membayar S$ 50 (US $ 30) tiap bulannya. Pemegang ijin S yang berpenghasilan minimal S$ 2,500 (US$1500) berhak mendapatkan hak istimewa dan dapat membawa anggota keluarga mereka ke Singapura.
Tenaga kerja asing yang memegang ijin Q2 tidak perlu untuk mengubah ijinnya menjadi ijin S, kerena ijin mereka secara otomatis akan menjadi ijin S ketika ijin Q mereka telah habis selama mereka bekerja pada atasan yang sama. Bagaimanapun, jika pemegang ijin Q2 berpenghasilan lebih dari S$ 2500 (US$1500) mereka diperbolehkan untuk mengubahnya menjadi ijin S agar mereka mempunyai hak untuk menerima hak istimewa.
Menurut Gross (2007), Ijin kerja Personal (Personalized Employment Pass) yang diimplementasikan pada tanggal 1 januari 2007 memungkinkan orang asing untuk pindah kerja di Singapura tanpa melamar sebuah ijin kerja baru. Berlaku sampai 5 tahun, Ijin kerja ini mengijinkan suami atau istri, dan anak-anak dari tenaga kerja asing tersebut disertakan dalam satu ijin tunggal (a single permit). Bahkan jika pekerja tersebut keluar dari pekerjaannnya, dia masih secara legal dapat tinggal di Singapura sampai 6 bulan. Agar dapat memperoleh ijin kerja ini, pekerja hanya perlu memperoleh gaji tahunan sebesar US$ 19,000, atau telah memegang ijin kerja P atau Q untuk paling tidak dua atau lima tahun berturut-turut. Lulusan dari Universitas-universitas Singapura yang telah memegang ijin kerja Q untuk paling tidak dua tahun juga diperbolehkan.
UPAH DAN KOMPENSASI
Singapura tidak memiliki UU tentang upah minimum, tetapi kebanyakan perusahaan mengikuti guidelines yang dikeluarkan oleh The National Wages Council (NWC). Lembaga ini terdiri atas perwakilan serikat kerja, pegawai pemerintah dan majikan. NWC baru-baru ini mengeluarkan petunjuk untuk tahun 2007/2008 yang meminta majikan untuk memberikan kenaikan upah pada para pekerja, meskipun produktivitas di Singapura sedikit agak turun. Upah dinaikkan sebesar 3,5% di tahun 2006, lebih rendah dari pada tahun 2005 yaitu sebesar 3,8%. Namun demikian, produktivitas tenaga kerja hanya naik sebesar 1,2% dibandingkan pada tahun 2005 sebesar 2,1%.
Meskipun bonus tidak diwajibkan oleh UU, Pada umumnya perusahaan memberikan bonus tersebut pada akhir tahun. Bonus ini terdiri atas dua komponen yaitu tambahan gaji tahunan yang dikenal sebagai bonus gaji ke 13 dan biasanya dibayarkan selama Tahun Baru Cina dan bonus berbasis kinerja yang dapat dibayarkan kapan saja sepanjang tahun.
Kursus Pelatihan Peningkatan Kesehatan di Tempat Kerja
The Health Promotion Board (HPB) didirikan pada 2001, yang menitik beratkan program peningkatan kesehatan nasional dan pencegahan penyakit menular di Singapura. Pada tahun 2003, HPB mengadakan survei pada hampir 600 organisasi di Singapura. Berdasarkan hasil tersebut, lebih dari 25% dari organisasi yang telah disurvei mengeluhkan bahwa mereka tidak memiliki anggaran yang cukup untuk mendukung program peningkatan kesehatan dan hampir setengahnya mengakui tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam memperkenalkan serta memberi penilaian dalam aktivitas peningkatan kesehatan.
Menanggapi hasil survei tersebut, HPB mengumumkan ketetapan tentang Kursus Pelatihan yang diakui dalam peningkatan kesehatan di tempat kerja (WHP). Program WHP yang baru menawarkan sesi latihan untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam negeri dan asing untuk menambah produktivitas dan mengembangkan kinerja pekerja, dimana hal tersebut mengurangi biaya kesehatan, ketidakhadiran serta perputaran pekerja. Program WHP yang baru akan menyediakan pelatihan untuk pekerja yang memungkinkan mereka untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun dan mengatur program peningkatan kesehatan dalam perusahaan mereka. Para pekerja akan mendapatkan bermacam-macam topik untuk dipilih, termasuk pengawasan kesehatan, kegiatan fisik, pencegahan merokok, cara mengatasi stress dan pola makan yang sehat.
Tiga kursus yang berbeda akan ditawarkan oleh program WHP. Yang pertama adalah WHP untuk aktivis kesehatan yang diperuntukkan bagi pekerja-pekerja yang akan membantu mengatur dan meningkatkan aktivitas-aktivitas yang spesifik atau khusus. Kursus ini selama 1 ½ hari dan mengajarkan konsep dasar dari WHP dan bagaimana menerapkan dan memasarkan program ini. Kursus kedua selama 2 ½ hari, diperuntukkan bagi manajer, dan pelaksana bagi mereka yang akan menerapkan, merencanakan dan mengatur program WHP. Kursus yang ketiga, WHP untuk konsultan, adalah kursus 4 hari, ditawarkan bagi konsultan yang pada akhirnya akan menjadi pelatih. Untuk kursus 1 dan 2. kursus ini menyediakan pengertian yang luas atau rinci tentang kurikulum WHP dan mengenali bagian-bagian dimana perusahaan-perusahaan seringkali memerlukan program dukungan kesehatan.

Dana WOW
Pada tanggal 22 Agustus 2004, pemerintah Singapura mendirikan organisasi yang menangani lingkungan kerja (WOW) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan kerja di Singapura. Strategi untuk meningkatkan mutu tersebut adalah melalui kegiatan-kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada pekerja, yang meliputi jam kerja yang fleksibel, jaminan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, pengaturan jam kerja bagi pekerja, serta waktu bagi keluarga mereka. Perusahaan-perusahaan juga diuntungkan oleh program ini melalui peningkatan produktivitas pekerja, rendahnya rata-rata absensi (ketidakhadiran), dan pekerja merasa termotivasi serta merasa puas. Dana WOW akan membantu perubahan-perubahan melalui pengurangan biaya dalam kegiatan ini dengan menyediakan dana sebesar 70 persen bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memulai program ini, yaitu lebih dari 30.000 dolar Singapura (US$17,500) untuk setiap proyek.
Semua sektor swasta, termasuk organisasi yang tak mengambil tunjangan (non-profit), boleh meminta dana bantuan WOW, tanpa mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan tersebut. Namun demikian, project yang memperkenalkan jadwal kerja fleksibel akan mendapat prioritas lebih tinggi, dimana program ini telah sangat berhasil dalam meningkatkan keselarasan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari diantara pekerja pada masa lalu. Dana WOW mencakup program-program : (1) Pelatihan HR manajer dan supervisor lini (pengawas) dalam strategi work life melalui kursus yang disetujui oleh kementerian tenaga kerja. (2) Satu kali biaya-biaya infrastructure untuk menerapkan sistem jaringan dan perencanaan untuk menjaga keselarasan waktu untuk bekerja dan untuk keluarga. (3) Menyewa penasihat penanganan lingkungan kerja yang disetujui oleh MOM. (4) Menyewa staff untuk memandu program penanganan lingkungan kerja dalam sebuah organisasi. Sebaliknya, permintaan bantuan yang bersifat pribadi tak akan dikabulkan, seperti keanggotaan gym, pemerliharaan komputer atau biaya-biaya yang diminta lebih dari sekali.
Perusahaan-perusahaan yang berminat mendapatkan bantuan dana, harus menyerahkan lamaran, proposal proyek penanganan lingkungan kerja dan pernyataan tentang anggaran kepada Departemen Peningkatan Kualitas Lingkungan Kerja dari MOM. Perusahaan juga harus membentuk manajer senior yang akan bertanggung jawab, mengabdi, pada kesuksesan proyek. Lamaran dapat diserahkan kapan saja dan pelamar akan diberitahu hasil dari proposal mereka dalam 14 hari kerja. Setelah menerima hasil persetujuan, perusahaan tersebut akan menerima 30% dari dana yang diajukan. Bagaimanapun, perusahaan yang telah diberi ijin masih harus mendapatkan ijin dari MOM utama untuk menjalankan proyek. Saat proyek dimulai perusahaan mendapat waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya. Mereka juga harus menyerahkan laporan kemajuan dalam 6 bulan dihitung dari tanggal dimulai, atau setengah dari waktu proyek, yang mana yang lebih cepat. Ketika proyek telah selesai dilaksanakan, sebuah laporan akhir harus diserahkan kepada MOM dan perusahaan tersebut akan menerima 70% dari sisa bantuan.

PEMELIHARAAN ANAK
Pemerintah Singapura khawatir tentang angka kelahiran yang berkurang, dimana telah turun sampai 1,05 pada awal 2005. untuk menangani masalah ini , pemerintah mengumumkan beberapa rencana dalam meningkatkan mutu orang tua dan meningkatkan kehidupan keluarga di Singapura.

Potongan Pajak Bagi Orang Tua (Parenthood Tax Rebote/PTR)
PTR adalah program pengganti potongan pajak khusus yang akan mengurangi persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan keuangan guna membesarkan anak di Singapura. PTR memungkinkan seorang ibu untuk mendapat potongan pajak sebesar S$ 10.000 pada anak yang kedua, tanpa membatasi umur seorang ibu. Dulunya potongan pajak dikategorikan tergantung pada umur ibu, tetapi ibu harus berumur kurang dari 31 tahun untuk mendapatkan potongan. Yang kedua, berdasarkan STR orang tua dapat menuntut potongan pajak selama 9 tahun dari kelahiran anak. Program PTR yang baru tidak ada batasan waktu untuk mendapat potongan pajak.
Program Pembebasan Pajak bagi Ibu yang Bekerja (WMCR)
Berdasarkan program WMCR ibu akan tetap mendapatkan persentase dari gaji mereka dalam bentuk pembebasan pajak antara 5 sampai 25%. Persentase tergantung pada jumlah anaknya, tetapi tidak lagi tergantung pada umur anak (dibawah 12 tahun atau diatas 12 tahun). Program WMCR menggantikan program membesarkan anak dan potongan pajak selanjutnya (FTR).
Hukum Tabungan Bersama Untuk Pembesaran Anak yang Diperbarui
Setelah 1 Oktober 2004, para ibu pekerja di Singapura diijinkan untuk mengambil cuti hamil 12 minggu. Berdasarkan CDCA untuk anak No.1 dan 2 atasan diharuskan membayar 8 minggu pertama dari cuti hamil dan pemerintah akan mendenda untuk 4 minggu selanjutnya. Jika pekerja mengandung anak ke 3 atau ke 4 pemerintah akan membayar ganti kepada majikan 12 minggu secara keseluruhan dari cuti hamil. Penggantian tersebut sebesar S$ 10.000 per 4 minggu. Sebagai tambahan, jika atasan setuju sang ibu dapat mengambil 4 minggu cuti terakhir kapan saja dalam 6 bulan setelah kelahiran. Bagaimanapun, 4 minggu terakhir dari cuti harus digunakan secara berturut-turut setelah 8 minggu pertama. Ibu yang melahirkan setelah tanggal 1 Agustus 2004 akan mempunyai hak untuk perpanjangan cuti hamil.

Pusat Pelayanan Anak
Dalam rangka menyediakan pilihan dalam pelayanan anak, Kementerian Pengembangan masyarakat dan Olahraga (MCDS) telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah pelayanan bayi dan fasilitas pelayanan anak menjadi 3000 pada 2009. sekarang hanya ada sekitar 670 pusat pelayanan anak di Singapura, dimana hanya 25 pusat pelayanan yang melayani pelayanan bayi. MCDS berharap ketetapan ini akan meringankan beban orang tua yang bekerja dalam mencari penyediaan pelayanan professional untuk bayi-bayi dan anak-anak mereka, selama mereka bekerja.
Pada survei yang diadakan oleh MCDS antara Juli 2003 dan February 2004 terhadap pasangan suami istri dan orang tua, kebanyakan dari 6000 warga Singapura yang disurvei lebih memilih pusat pelayanan anak atau pusat penitipan anak di banding menyewa baby sitter. Sebagai tambahan, kebanyakan para responden juga lebih memilih penitipan anak yang dekat dengan rumah mereka, daripada dekat dengan tempat kerja mereka. Hal ini berkebalikan dengan orang tua yang bekerja di Jepang, dimana kebanyakan orang tua bekerja lebih suka membawa anak mereka ke penitipan anak di tempat kerja mereka. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan di Jepang untuk berinvestasi di bidang penitipan anak.

Asuransi Kesehatan
Di Singapura, pemerintah dan sektor swasta menyediakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan umum biasanya digunakan oleh warga yang berpenghasilan rendah, Pelayanan kesehatan umum juga membantu menetapkan standar bagi pelayanan swasta. Program pelayanan kesehatan pemerintah di Singapura mencakup program-program Medisave, Medishield, Eldershield dan Medifund. Pada tahun 1990 program Medishield diadakan sebagai asuransi kesehatan yang praktis dan terjangkau, yang direncanakan untuk membayar tagihan rumah sakit yang mahal. Biaya seperti tagihan kesehatan anak, pengobatan dan prosedur operasi dan kemoterapi di tanggung oleh Medishield. Warga dan penduduk tetap di Singapura yang berumur dibawah 75 tahun juga dapat mendaftar program ini. Tetapi akhir-akhir ini biaya pelayanan kesehatan yang meningkat mendesak pemerintah dan pemegang kebijakan untuk membayar persentase yang meningkat pada tagihan rumah sakit mereka. Dalam rangka untuk membebaskan beban ini, Meidshield diterapkan hanya untuk tagihan musibah atau kecelakaan. MOH menentukan beberapa perubahan penting pada kebijakan yang ada.
Perubahan yang baru berlaku mulai 1 Juli 2005, meringankan beban pembayaran bersama dari 60% menjadi 30%. Untuk mendapatkan keringanan ini, pembayaran Medishield akan dinaikkan berdasarkan keadaan. Klaim asuransi seumur hidup, tahunan, harian dan operasi akan dinaikkan. Sebagai tambahan, untuk jumlah diatas S$ 5000, tingkat asuransi bersama akan dikurangi dari 20% menjadi 10%.
Sebagai gantinya, MOH terpaksa menaikkan tagihan asuransi, karena penyesuaian tagihan, para orang tua dimana mereka lebih sering mendapat asuransi, akan dinaikkan lebih besar dari pemegang asuransi yang lebih muda. Tagihan akan dinaikkan sekitar S$10 per bulan untuk orang tua dan S$4 bagi yang berumur dibawah 50 tahun. Untuk memastikan agar Medishield hanya digunakan pemegang asuransi untuk tagihan bencana atau kecelakaan, MOH juga mengambil S$500 untuk kelas B2 dan Kelas C. MOH yakin bahwa kenaikan tersebut tidak akan menyebabkan masalah bagi mereka yang mempunyai simpanan Medisave sekitar S$10.600.
Walaupun Medishield bukan asuransi yang diwajibkan, program tersebut telah mendapat sambutan yang baik di Singapura. Hampir 90% warga yang bekerja di asuransikan dibawah program-program Medishield.

Keamanan Tempat Kerja
Menindak lanjuti kecelakaan serius dalam bekerja, pada awal 2005, pemerintah Singapura mengumumkan hukum baru tentang keamanan tempat kerja yang akan diperkenalkan pada akhir tahun ini. Undang-Undang baru ini, dinamakan Undang-Undang Keamanan dan Kesehatan Tempat Kerja, yang akan mengganti UU bagi perusahaan yang berlaku saat ini dan di harapkan mengurangi setengah angka kematian kerja pada 2015. Undang-Undang keamanan dan kesehatan tempat kerja akan menetapkan hukum yang lebih berat bagi peraturan keselamatan yang kurang baik dan juga akan meningkatkan tanggung jawab dari pekerja kunci. Rencana kerja yang baru ditujukan untuk mengurangi risiko kecelakaan dengan memberi hukuman bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai manajemen buruk dalam keselamatan kerja. Untuk mengkoordinasi rencana kerja ini, akan didirikan lembaga keselamatan dan kesehatan tempat kerja (WSHC).
Lembaga keselamatan dan kesehatan tempat kerja akan bertanggung jawab dalam membangun dan memperbaruhi standar keselamatan dan kesehatan dalam masing-masing industri, dan akan mencatat laporan yang akan diserahkan bahkan sebelum proyek dilaksanakan, rencana keselamatan dan kesehatan dengan tujuan-tujuan khusus akan diserahkan untuk ditinjau. Sebagai tambahan, jumlah dari petugas keselamatan yang direkrut akan ditambah, mereka juga akan diberi kewenangan yang lebih, termasuk perintah untuk menghentikan pekerjaan ketika ada masalah.
Pemerintah telah menyatakan bahwa UU pabrik yang ada sekarang terlalu spesifik dalam hal regulasi, dimana hal itu telah menuntun perusahaan-perusahaan untuk tidak memperdulikan masalah keselamatan di luar peraturan yang dibuat. WSHA akan memperkenalkan tujuan yang lebih luas dan pertanggung jawaban dalam rangka untuk memaksa perusahaan-perusahaan menciptakan prosedur keselamatan yang disesuaikan dengan situasi pabrik mereka.
Pensiun
Ketetapan usia pensiun, usia bagi pensiunan adalah minimal 62 tahun. Bagaimanapun, Singapura menghadapi masalah masyarakat yang semakin menua dan peningkatan biaya kesehatan, pemerintah telah mempertimbangkan kemungkinan untuk menambah usia pensiun. Kongres Serikat Dagang Nasional (NTUC) menanggapi proposal tersebut dengan pernyataan bahwa menaikkan usia pensiun resmi, tidak akan efektif sama sekali. NTUC berpendapat bahwa telah banyak pekerja keluar dari bursa kerja sebelum umur 62 tahun, jadi usia pensiun yang efektif adalah 62 tahun ke bawah. NTUC khawatir bahwa menambah usia pensiun resmi tidak akan secara signifikan menambah jumlah pekerja-pekerja yang lebih tua dan bisa mendorong pekerja yang lain untuk bekerja lebih lama dari pada semestinya. Para pemimpin perusahaan telah menambahkan bahwa proposal tersebut dan menambah beban bisnis mereka dan mengurangi usia kompetitif mereka.
NTUC menyarankan bahwa pemerintah harus berkonsentrasi dalam masalah mengurangi jumlah pekerja tua yang menganggur. Hal itu akan memacu kampanye nasional dalam penataan kerja kembali untuk membantu pekerja yang telah berumur diatas 62 tahun dan menetapkan skema untuk menciptakan latihan individual bagi para pekerja. NTVC menyarankan perhitungan praktis yaqng lain untuk meringankan beban kerja para pekerja tua, yaitu dengan pengaturan masa kerja yang fleksibel, memungkinkan pekerja-pekerja tua untuk tetap bekerja pada satu perusahaan sementara tanggung jawab mereka dikurangi sedikit-sedikit sampai mereka pensiun.

0 komentar: